Perpustakaan dan Museum

Sering dikatakan bahwa perpustakaan adalah jantungnya perguruan tinggi. Pejabat perguruan tinggi akan sama-sama menegaskan bahwa perpustakaan ‘harus’ menjadi jantung perguruan tinggi. Di sisi lain, ironisnya tentang situasi perpustakaan saat ini, dikatakan bahwa perpustakaan adalah cecum dari perguruan tinggi. Artinya, perpustakaan itu dianggap “seperti sekum” atau “Saya tidak tahu untuk apa itu.”

Secara tradisional, perpustakaan telah menekankan pengumpulan dan akumulasi bahan. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, perguruan tinggi telah menegaskan kembali pentingnya belajar sendiri, dan perpustakaan juga dituntut untuk mendukungnya. Selain itu, dengan menyebarnya Internet, kita dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi, tetapi ada juga banyak informasi palsu seperti berbagai "teori konspirasi". Namun, keterampilan untuk menentukan kebenaran informasi dan menganalisisnya secara akurat tidak selalu cukup. Perpustakaan juga diharapkan memberikan pendidikan literasi media dalam arti luas memperoleh keterampilan untuk secara efisien menemukan, menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, dan menyebarkannya dengan cara yang mudah dipahami. Selain itu, perpustakaan juga berperan dalam mendukung kegiatan penelitian dosen dan berkontribusi dalam produksi ilmu pengetahuan.

Bagaimanapun, itu tergantung pada seberapa banyak Anda menggunakan perpustakaan, apakah itu sebagai “jantungnya” atau hanya sebagai “sekum.”

Silakan datang ke perpustakaan. Tidak apa-apa Anda hanya membaca majalah atau menonton DVD. Silakan gunakan perpustakaan dengan mantap. Selain itu, silakan membuat berbagai permintaan. Ranganathan, seorang pustakawan India yang dikenal dengan Lima Hukum Ilmu Perpustakaan, menyatakan bahwa “perpustakaan adalah organisme yang berkembang.” Suara Anda masing-masing akan membuat perpustakaan lebih baik. Kami menantikan kunjungan Anda. Terima kasih.